Saturday 26 January 2013

Fakta, Konsep dan Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial


  1.  Fakta
             
    Secara harfiah fakta berarti sesuatu hal yang telah diketahui atau telah terjadi dan benar-benar ada. Fakta adalah apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang benar dan merupakan kejadian yang nyata. Fakta merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris sehingga fakta bukan hasil pengelolaan secara acak, memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga dapat merupakan alasan untuk menolak teori yang ada. Fakta dapat mendorong, mempertajam rumussan teori yang telah ada. Di lain pihak teori dapat membatasi fakta dalam mengarahkan penelitian, teori merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Bahkan teori dapat meramalkan fakta yang akan terjadi berdasarkan prediksi keilmuan.


    Fakta dapat berupa :
    ·         Data-data, misalnya keadaan penduduk suatu desa
    ·         Fakta yang tampak bagaimana keadaannya, misalnya kondisi bangunan
    ·         Hasil pengamatan secara khusus, misalnya pendapatan penduduk suatu kampung.

    Pengetahuan yang bertumpu pada fakta akan terbatas sebab:
    ·       Kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas
    ·       Fakta itu bisa berubah suatu waktu, misalnya perubahan iklim suatu daerah
    ·       Fakta hanya beerkenaan situasi khusus

  2.  Konsep
              Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Misalnya kata keluarga maka konsep yang terkandung adalah bapak, ibu, anak-anak, saudara-saudara dan sebagainya.

              Pembentukkan konsep pada diri anak tidaklah mudah. Hal ini disebabkan  untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksi dan membuat generalisasi. Namun perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak prasekolah, sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan berpikirnya. Di sekolah anak belajar konsep yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis. Di kelas rendah anak belajar dengan menggunakan gambar, boneka dan sebagainya untuk mengembangkan pemahaman tentang keluarga. Di kelas tinggi menggunakan diagram, bermacam simbol-simbol untuk memolakan keluarga dalam kaitan yang lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses  mengkategorikan , mengklasifikasikan dan memberi nama pada kelompok objek. Konsep dapat dipelajari secara efektif jika disertai dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Misalnya kita kemukakan konsep kota, ini akan segera dapat dipahami jika pada siswa disebutkan contohnya seperti: Jakarta, Bandung, Medan, dan Sebagainya.

  3.  Generalisasi
               Sehuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat pada konsep. Untuk memahami generalisasi adalah cara menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu diperlukan sedikitnya 2 konsep, bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau berbeda. Misalnya anggota TNI mempunyai cara dalam dalam mengatur hubungan interpersonalnya, khususnya dalam hubungan hirearkis menurut jenjang kepangkatan. Kelompok lain misalnya pegawai negeri, karyawan juga memiliki cara tertentu yang mengatur hubungan interpersonalnya tersebut.

              Generalisasi, setiap grup memiliki sistem norma yang membimbing perilaku anggotanya. Konsepnya yang dikandung adalah konsep grup dan norma. Dapat disimpulkan generalisasi menunjukkan hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus. Salah satu karakteristik IPS adalah bahan yang disajikan merupakan bahan yang dipilih menurut sifat esensial.


3.       

No comments: