Sunday 8 January 2012

Definisi Andragogi

          Istilah andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa (adult learning),  baik dalam proses pendidikan nonformal (Pendidikan Luar Sekolah) maupun dalam proses pembelajaran pendidikan formal. Pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai landasan proses pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan (level) penyelenggaraan pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogi seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau level pendidikan menengah atas.Namun demikian dalam menerapkan konsep, prinsip andragogi pada proses pembelajaran sebenarnya tidak secara mutlak harus berdasar pada bentuk, satuan tingkat atau level pendidikan, akan tetapi yang paling utama adalah berdasar pada kesiapan peserta didik untuk belajar.

          Dugan (1995) mendefinisikan andragogi lebih pada asal katanya, andragogi berasal dari Bahasa Yunani. Andra berarti manusia dewasa, bukan anak-anak, menurut istilah, andragogi berarti ilmu yang mempelajari bagaimana orang tua belajar. Definisi tersebut sejalan dengan apa yang diartikan Sudjana (2004), disebutkan bahwa, andragogi berasal dari bahasa yunani "andra dan agogos". Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin atau membimbing, sehingga andragogi dapat diartikan ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar . Andragogi juga sering diartikan sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewasa untuk belajar (the art and science of helping adult learn). Definisi tersebut sejalan dengan pemikiran Knowles dalam Srinivasan (1977) menyatakan bahwa: andragogi as the art and science to helping adult a learner.
        Pada konsep lain andragogi seringkali didefinisikan sebagai pendidikan orang dewasa atau belajar orang dewasa. Definisi pendidikan orang dewasa merujuk pada kondisi peserta didik orang dewasa baik dilihat dari dimensi fisik (biologis), hukum, sosial, dan psikologis. Istilah dewasa didasarkan atas kelengkapan kondisi fisik juga usia, dan kejiwaan, disamping itu pula orang dewasa dapat berperan sesuai dengan tuntutan tugas dan status yang dimiliknya.

Sumber: Srinivasan, L. 1977. Persepectives on Non Formal Adult Learning: Functional Education For
                           Individual, Community and National Development, Connecticut Prentice Hall.
              Sudjana, D. 2004. Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan, 
                          Falasafah dan Teori Pendukung, serta Azas. Bandung : Fallah Production.

No comments: