Monday 7 July 2014

Pengertian Makalah dan Sistematikanya


1. Definisi
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic, ditulis secara sistematis, runtut, dengan disertai analisis logis dan obyektif. Makalah biasanya di tulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan dosen; atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam suatu forum ilmiah.

2. Ciri/karakteristik Makalah.
a. Ilmiah (obyektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistemastis dan logis). Baik tidaknya suatu makalah dapat di amati dari: (1) Sigifikansi masalah yang dibahas, (2) Kejelasan Tujuan, (3) Kelogisan analisis, (4) Kejelasan pengorganisasisannya.

b. Sifat dan jenis penalarannya: (1) Makalah deduktif, (2) Makalah induktif, (3) Makalah campuran deduktif induktif. Makalah deduktif pada hakikatnya membahas suatu masalah atas dasar kajian teoritis. Makalah induktif pada hakikatnya merupakan pendiskripsian gejala dan peristiwa berdasarkan pengamatan lapangan, dengan demikian bersifat empiris. Makalah deduktif dan induktif (campuran) merupakan makalah yang didasarkan pada kajian teoritis digabungkan dengan data empiris.

c. Jumlah Halaman: (1) Makalah Pendek, (2) Makalah Panjang, Jika jumlah halamannya lebih dari 20 halaman.



3. Isi dan Sistematika (Makalah Panjang)
a. Bagian Awal
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)

b. Bagian Inti
Pendahuluan
- Latar Belakang
- Masalah atau Topik Bahasan
- Tujuan
Teks Utama
Penutup

c. Bagian Akhir
Daftar Rujukan

4. Makalah Pendek
Ketentuan penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel non penelitian, kecuali abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

5. Sumber Masalah
a. Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Misal: Kita mengharapkan pria dan wanita memiliki intelegensi yang sama, tetapi sejumlah kasus tidak cocok dengan harapan kita. Lahirlah Hipotesis: Tidak ada perbedaan prestasi akademik antara pria dan wanita.

b. Adanya kontradiksi antara empiris yang relevan. Misal: Anak orang mampu pandai, itu logis karena sarana belajar dan dukungan lainnya cukup. Tetapi mengapa ada anak orang mampu namun bodoh? Sebaliknya tidak sedikit anak orang tak mampu pandai. faktor apa yang berperan sehingga ada yang pandai dan yang tidak?

c. Adanya tidak kecocokan antara teori dan realitas.
d. Adanya konsekuensi logis yang belum diketahui atau belum dapat dipertanggung jawabkan. Misal: berdasarkan sejumlah asumsi atau postulat, penilaian portofolio positif meningkatkan efektivitas belajar, begitu juga hasil penelitian negara-negara lain. tetapi, bagaimana dengan keadaan seolah-olah di Indonesia, Terutama di desa?

No comments: