Monday 31 December 2012

Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di angkakan(discore, dinilai), dan dianalisis dengan analisis statistik. Misalnya dengan rumus korelasi, regresi, T-test, analisis jalur dan lainnya untuk mencari koefidien tertentu, dan dari perhitungan-perhitungan statistik itulah kemudian ditafsirkan. Penafsiran-penafsiran itu namanya "penjelasan" atau "hukum-hukum" realitas. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk memperoleh penjelasan dan hukum-hukum realitas.
Tradisi penelitian kuantitatif yang berkembang dewasa ini cenderung dilandasi oleh filsafat positivisme. filsafat positivisme memandang bahwa:


Pertama, Hakikat realitas adalah tunggal. Realitas yang tunggal itu dapat dipecah-pecah dan dapat di ukur. untuk dapat memahami realitas yang tunggal itu dapat dilakukan dengan memahami pecahan-pecahannya atau memahami unsur-unsurnya. Setiap pecahan tersebut dapat diukur secara pasti. Misal: jika anda ingin mempelejari kepribadian manusia, anda dapat mempelajari bagian-bagian  (pecahan-pecahannya) secara terpisah. seperti : mempelajari nilai-nilai yang diyakininya, pengetahuannya, motivasinya, minatnya, prestasinya, status sosial ekonominya, dll. Dari pola pemikiran seperti ini maka timbullah istilah "variabel" atau "sub variabel".

Kedua, berbagai variabel dalam realitas kehidupan ini saling berhubungan antara satu dengan lainnya dan hubungan itu merupakan hubungan sebab-akibat dan bersifat mekanistik ada hubungan sebab akibat yang nyata dalam sebuah realitas. Implikasi dari pandangan ini adalah adanya judul-judul penelitian kuantitatif yang mencerminkan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti. Misalnya: (1) Hubungan antara motivasi belajar, perhatian orang tua, dengan prestasi belajar siswa;(2) Pengaruh pemberian pakan ternak ayam terhadap kualitas telur; (3) Perbedaan prestasi siswa antara yang diajar dengan Quantum teaching dengan yang diajar dengan ceramah, dll.

Ketiga, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti terpisah. Ketika penelitian kuantitatif sudah berhasil menyusun hipotesis yang dibangun dari teori tertentu, dan peneliti sudah berhasil menyusun angket valid dan reliabel maka peneliti tidak perlu berinteraksi, berkomunikasi, berdialog dengan yang diteliti (hubungan terpisah). kegiatan berikutnya tinggal mekanik saja. Rumus-rumus statistik yang ada dalam penelitian kuantitatif itu juga merupakan alat/ teknologi yang bersifat mekanik. Jadi pola pikir dalam penelitian kuantitatif adalah mekanik.

Keempat, Ilmu pengetahuan adalah bebas nilai. Oleh karena itu peneliti dan hasil penelitiannya harus bersifat objektif, memaparkan data apa adanya sesuai dengan objeknya, tidak boleh mengada-ada berdasarkan persepsi penelitiannya.

Kelima, berbagai macam penelitian (kuantitatif) yang dilakukan oleh para peneliti adalah bertujuan untuk mendapatkan sebuah "penjelasan" atau "eksplanasi" tentang realitas, dan untuk menemukan hukum-hukum realitas. Adapun rancangan penelitiannya, apakah deskriptif, korelasional, komparatif, dan berbagai macam rancangan eksperimen, maka hasil penelitiannya tidak lebih dari sekedar menemukan penjelasan tentang realitas atau menemukan hukum-hukum realitas.

Source : Sa'dun Akbar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas : filosofi, metodologi & Implementasi (ed rev). Yogyakarta: Cipta Media Aksara.

No comments: